Thursday, June 9, 2011

Arisan Pria Brondong ALa Tante Girang

Pada suatu hari, sepucuk undangan tergeletak di meja kerja saya. Undangannya bagus banget!!! Ketahuan, deh, mahalnya!!!
Di dalam undangan itu tercantum nama si pengirim. Seorang klien saya. Ibu-ibu!!! Umurnya sekitar 47 tahunan.Masih cantik dan masih sangat seksi.
Masih banyak yang naksir, deh, pokoknya!!!

Di dalam undangan itu juga, tercantum tulisan: Arisan. Private Only. Wine Testing. Show bizz. Yang lainnya saya mengerti, kecuali yang show bizz ini. Apa, ya, maksudnya?
Saya tidak mau berpikir lama-lama. “Aaahhh…., paling-paling juga ada hiburan.” Maklumlah, soalnya arisannya lumayan besar nilainya. Rp. 10 juta setiap bulannya.

Tempatnya juga di Hotel Bintang Lima. Pasti oke, dong, ya?! Apalagi ada wine testingnya.
Wah, seru, tuh!!! Bisa dijadikan bahan untuk artikel baru, saya pikir.
Jujur, saya seumur hidup belum pernah ikutan arisan!!! Norak banget, ya?!! Hehehe…
Habis, saya nggak pernah terpikir manfaatnya buat saya. Buang waktu, buang duit juga. Mendingan di rumah saja, deh!!! Baca buku apa nulis.

Tapi, saya tertarik juga untuk datang ke arisan yang satu ini. Selain untuk menghormati undangan dari klien, siapa tahu saja saya bisa dapat klien baru di sana. Iya, kan? Makanya, pada hari dan waktu yang telah ditentukan, saya prepare banget.
Dandan habis!!! Head to toe!!!
Kaget juga saya setibanya di sana. Soalnya, yang ikut arisan ternyata lumayan banyak. Ada sekitar 30-an perempuanlah. Hampir semuanya jauh lebih tua dari saya. Ada beberapa muka yang saya sudah kenal sebelumnya. Saya langsung merasa nyaman., deh!!!

Saya baru tahu juga pada hari itu, kalau yang namanya arisan, itu, ya seperti itu. Ada kocokannya!!! Hehehe…. Saya, sih, nggak dapat giliran untuk mengambil nomor. Soalnya, saya nggak ikutan bayar. Hihihi…. Rp. 10 juta gitu, lho!!! Dari mana duitnya?! Ada, sih!!! Tapi itu duit tabungan buat liburan bareng keluarga. Ogah, ah!!!

Acara ini, acara itu. Wine testing-nya juga sudah. Yah, saya agak kecewa. Soalnya, wine testing-nya nggak jelas!!! Cuma ala kadarnya doang!!! Kurang seru!!! Nah, waktunya show bizz, deh!!! Lagu gonjrang-ganjring mulai diputar. Lampu sedikit dibuat agak temaram. Semua yang hadir di sana kelihatan sangat penasaran. Muka-mukanya, itu, lho!!! Bisa terbayang, kan?!

Saya pikir akan muncul seorang pakar yang bicara soal bisnis. Show bizz!!! Bizz is business, right?! Eh, nggak tahunya malah muncul seorang pria muda di tengah-tengah lingkaran meja tempat semua para tamu duduk. Ganteng!!! Preppy!!! Pakai jas pula!!! Saya terkejut banget waktu pria itu mulai berdansa. Ngapain, sih?! Saya sempat nanya sama klien saya itu. Dia cuma mesem-mesem aja, tuh!!!

Pria itu teruuuussss saja berdansa sambil melucuti pakaiannya!!! Ampppuuuunnnn!!!! Saya baru mudeng!!! Apalagi tak berapa lama kemudian, muncul beberapa pria muda lainnya. Ada lima orang!!! Hu-uh!!! Jijik!!!

Para perempuan itu bersorak sorai!!! Heboh banget!!! Kalau ada salah satu pria yang mendekati, pasti langsung teriak histeris!!! Pria yang juga sengaja menari-nari erotis dengan tubuh hampir telanjangnya itu, sepertinya memang sengaja banget. Minta dipegang, gitu, lho!!! Persis banget, deh, sama yang ada di film-film. Ngeri banget!!! Mual saya melihatnya!!!

Mengingat pekerjaan saya, seharusnya saya tidak merasa jijik atau aneh melihat pria telanjang. Hampir setiap hari saya melihat mereka. Apalagi kalau harus menjadi juri di salah satu acara pemilihan pria-pria berotot. Yaaaahhhh, biasa banget, deh! Tapi, kali ini saya beneran nggak tahan!!! Saya tidak bisa melihat pemandangan di mana para perempuan bertingkah laku bak sekawanan singa lapar. Rakus!!! Saya buru-buru pamit pulang. Wajah klien saya itu sepertinya kecewa banget, tetapi saya pikir, biarin sajalah!!! Kehilangan klien seperti dia juga nggak masalah buat saya. Pasti masih ada calon klien di luar sana yang lebih baik. Daripada menjaga yang satu ini, tapi terus membuat saya gila?!

Dari tempat itu, saya langsung balik ke rumah. Lari ke pelukan suami dan menangis. Menceritakan semua yang saya alami sebelumnya. Saya sedih banget!!! Saya sedih bukan hanya karena membayangkan para pria itu dan juga para suami perempuan-perempuan itu. Saya berpikir negatif sekali terhadap diri saya saat itu. Kenapa saya sampai bisa diundang ke tempat itu? Apa saya dinilai sama dengan mereka? Apa yang membuat mereka berpikir seperti itu?

Ya sudahlah, itu semua sudah berlalu. Sampai sekarang saya tetap tidak mau ikut arisan lagi. Arisan apapun juga. Kalau memang ada yang suka, yah, monggo silahkan!!! Tapi jangan ikutan arisan yang seperti itu, ya?! Yang biasa-bisa sajalah!!!

Saya harap pengalaman saya ini bisa dijadikan pembelajaran bagi perempuan yang lain. Jangan sampai terjerumus, ya!!! Pelajaran juga buat para suami. Tolong lebih perhatikan istri kalian, ya! Jangan hanya dikasih duit, doang!!! Tuntun dan bimbing mereka!!! Jadilah seorang imam yang dapat diandalkan!!!

Sumber Berita : Mariska Lubis ,,